Sabtu, 22 Desember 2012

Probolingoo


Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini dikelilingi oleh Gunung Semeru, Gunung Argopuro, dan Pegunungan Tengger.

Kabupaten Probolinggo memiliki luas sekitar 1.696,166 Km persegi, tepatnya pada 112° 51' - 113° 30' Bujur Timur dan 7° 40' - 8° 10' Lintang Selatan, berada pada ketinggian 0 - 2500 m dpl.

Batas wilayah Kabupaten Probolinggo sebelah Utara Selat Madura,sebelah Selatan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Barat Kabupaten Pasuruan Timur Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember

berikut beberapa Objek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo:

1. Madakaripura


Madakaripura adalah suatu tempat kunjungan wisata sakral berupa deretan Air Terjun yang sentralnya mencapai ketinggian sekitar 200 meter dari dasar jeram. Air yang jatuh itu melayang-layang sambil bercanda , berhamburan menari-nari kesana kemari, meluncur turun saling mendahului, kemudian jatuh ke dasar jeram menimbulkan irama yang gemuruh.Kadang disela oleh debam dahsyat yamh gemanya menggetarkan relung sempit berdiameter tak kurang dari 25 meter itu, hingga terdengar menggelegar. Menyusul hempasan angin yang menderu-deru, mengibaskan butiran air yang lembut, menyambut mereka yang datang. Semburan air yang berhamburan itu membiaskan warna warni indah disorot sinar surya bagai Mata Dewa, menciptakan bianglala. Keperkasaan yang dahsyat di Madakaripura dipilih oleh Gajah Mada sebagai tempat bertapa untuk memperoleh kesentosaan hingga ia menjadi sakti mandraguna. Setelah membuktikan Sumpah Palapa dan berhasil mempersatukan seluruh Nusantara, ditempat ini pula ia menghabiskan sisa usianya, mempersiapkan diri untuk Muksha menuju ke Nirwana. Ternyata Mada Kari Pura memang berarti “tempat tinggal terakhir” Gajah Mada. Manakala kita merindukan kebesaran jasa Gajah Mada, dan ingin menghayati kehebatannya, kita bisa datang kesana untuk menunggu munculnya bianglala. Sukmanya akan turun meniti tangga berwarna, bersiram air suci “Tirta Sewana”. Banyak orang percaya bahwa “Tirta Sewana” berkhasiat memberikan kesembuhan dan membuat awet muda. Lokasi Madakaripura berada 620 meter diatas permukaan air laut dan terletak di kawasan tengger tidak jauh dari Bromo tepatnya di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, agaknya alam menempatkan Madakaripura sebagai pelengkap Bromo. Kepayahan dan kepenatan sehabis medaki puncak Bromo, akan sirna dengan mandi Air Suci Tirta Sewana untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke obyek-obyek wisata lainnya dikawasan Probolinggo.

2. Gili Ketapang


Gili Ketapang adalah nama sebuah pulau yang terletak di lepas pantai utara Probolinggo. Kondisi pulau ini masih perawan dan pemandangan alam disekitar pulau ini sangat indah. Disebelah timur dan selatan pesisir pulau banyak betebaran pasir putih, demikian pula lautnya bebas dari pencemaran dan nampak kebiru-biruan, jika tidak lagi musim angin lautnya tenang, pengunjung bisa berenang bebas sambil melihat dasar laut yang ditumbuhi bunga-bunga karang yang indah berwarna-warni. Pulau Gili Ketapang hanya berjarak 5 Mil dari Pelabuhan Ujung Tembaga, perjalanan menuju pulau ini sekitar 30 menit dengan naik perahu motor. Luas pulaunya sekitar 68 hektar dengan jumlah penduduk 7.600 jiwa, sebagian besar adalah suku Madura dan hamper 90 persen terdiri dari para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil penangkapan hidupnya dari hasil penangkapan ikan di laut. Disamping keindahan alamnya, di pulau ini juga terdapat Goa Kucing yang dikeramatkan. Konon tempat ini merupakan petilasan Syech Ishaq seorang penyebar agama Islam dalam perjalanannya dari Gresik menuju Blambangan, Banyuwangi. Pada waktu itu terdapat puluhan ribu ekor kucing dan juga terdapat kucing yang kepalanya bertuliskan bahasa Arab. Ketika tokoh penyebar Agama Islam tersebut meninggalkan pulau ini, kucing-kucing tersebut ditinggalkan begitu saja sehingga hilang tak tentu arah. Tetapi anehnya setiap malam Jum’at Legi suara “meong” kucing-kucing itu terdengar bergantian disela-sela goa yang gelap gulita dan jika suara tadi dikejar, hilang tak terdengar lagi, sedang kucingnya tidak juga tampak. Hingga kini, banyak orang mengharapkan berkah dari Goa Kucing tersebut, terutama pada malam Jum’at Legi. Keunikan lain adalah kepercayaan masyarakat setempat tentang asal usul nama “Gili Ketapang”, bahwa pulau ini memiliki tenaga gaib yang dapat bergerak lamban di tengah laut. Semula pulau ini menjadi satu dengan daratan Desa Ketapang, ketika Gunung Semeru meletus, terjadilah gempa bumi yang dahsyat sehingga sebagian daratan Desa Ketapang terpisah ke tengah laut sekitar 5 Mil dari Kota Probolinggo Sebagian daratan itu menjadi sebuah pulau yang bergerak. Oleh sebab itu masyarakat setempat menyebut pulau tersebut dengan nama “Gili Ketapang” yang berasal dari Bahasa Madura yang artinya “mengalir” sedangkan “Ketapang” adalah nama asal desanya.

3. Pantai bentar




Bentar Indah adalah obyek wisata Pantai yang terletak di tepi jalan raya Surabaya –Banyuwangi, termasuk wilayah Kecamatan Gending yang jaraknya 7 kilometer dari Kota Probolinggo, kearah timur. Obyek wisata ini sangat potensial mengingat lokasinya merupakan lintasan wisata dari Bali – Surabaya- Yogyakarta – Jakarta dan sebaliknya.

Fasilitas di kawasan Pantai Bentar Indah yang semakin lengkap 


Karena letaknya yang sangat strategis, Bentar Indah dapat dikembangkan menjadi semacam resort yang akan tetap menjadi ideal untuk dijadikan obyek wisata penunjang. Rencana pengembangan disekitar obyek wisata pantai ini akan didirikan Hotel Terapung dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya berupa water sport, sea aquarium, play ground, swimming poll, manggroves forest, fish pond dan sarana pendukung lainnya. Terlebih lagi kalau kita lihat sepanjang perjalanan dari Surabaya menuju Denpasar Bali hanya ada satu tempat rekreasi pantai yang digunakan sebagai stop over wisatawan, yaitu pantai Pasir Putih (Situbondo). Dengan demikian pengembangan Bentar Indah diwaktu mendatang sangat cerah, khususnya bagi pengusaha-pengusaha restorant dan perhotelan. 
Kondisi Bentar Indah sekarang letaknya tepat ditikungan jalan raya, dimana diseberang jalan terdapat bukit. Apabila para wisatawan berhasil menaiki bukit, akan tampak lokasi Bentar Indah berada dibibir pantai dengan latar belakang pemandangan laut yang sangat indah. Disebelah timur dari lokasi wisata terdapat hutan bakau yang akan diperluas untuk dibuat beberapa tambak tradisional yang akan ditebari bibit ikan laut maupun udang. Siapapun yang ingin memancing, bisa melakukannya dengan membayar sebagai ganti dana pemeliharaan tambak. Apabila beberapa fasilitas dan sarana penunjang tersebut sudah diwujudkan, maka perjalanan dari Probolinggo menuju Pulau Gili Ketapang tidak melalui Pelabuhan Tanjung Tembaga, tetapi dialihkan ke Pantai Bentar Indah. 





4. Candi Jabung



Candi Jabung Salah satu peninggalan sejarah dan purbakala di Probolinggo ialah Candi Jabung yang terletak di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton.
Dalam kitab Negarakertagama, pupuhXXXI diuraikan pada saat raja Hayam Wuruk mengadakan perjalanan di daerah timur (tahun 1359) telah sampai di Kalayu berhenti untuk mengadakan upacara persembahan (nyekar = yakni upacara penaburan bunga). Kalayu adalah nama desa perdikan kasogatan, tempat candi makam sanak kandang Baginda Raja. Penyekaran di makam dilakukan sangat hormat “memegat sigi” nama penyekaran itu. Setelah selesai penyekaran, perjalanan diteruskan mengunjungi desa-desa di sekitarnya dan bermalambeberapa malam. Kalayu ditinggalkan dan perjalanan menuju ke Kutugan melalui Kebun Agung sampai Kambangrawi dan bermalam.Tanah anugrah Sri Nata kepada Tumenggung Nala, candinya Budha menjulang tinggi sangat elok bentuknya. Paginya Baginda dan rombongan meneruskan perjalanan ke Kalses, B’rurang, Patunjungan, terus langsung melintasi Patentanan, Tarbu dan Lesan sampai di Pajarakan. Di samping itu dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa di desa Sajabung terdapat bangunan suci yang diberi gelar abhiseka: Barajinaparamitapura. Bila diperhatikan dari urutan perjalanan dan nama-nama desa yang dilalui dan disinggahi maka bangunan suci tersebut kiranya dapat disamakan dengan Candi Jabung sekarang dan bersifat agama Budha.Candi Jabung dibuat dari bahan batu merah dengan ukuran, panjang = 3,11 m, lebar = 9,58 m dan tinggi = 15,58 m. Pada saat sebelum diadakan pemugaran candi berdiri pada sebidang tanah yang berukuran 35 x 40 m dan sekarang telah mendapatkan perluasan tambahan tanah hasil pengadaan seluas 20.042 m2. Candi Jabung terletak pada ketinggian 8 m diatas permukaan air laut. Berdasarkan letak pintu bilik candi terletak disebelah barat, maka Candi Jabung tersebut menghadap ke barat. Pada sisi barat masih terlihat bagian yang menjorok ke depan merupakan bekas susunan tangga naik memasuki candi.

Pada bangunan candi umumnya terdiri dari bagian soubasement, bagian kaki candi, tubuh candid an atap candi, demikian juga halnya yang terdapat pada Candi Jabung. Ditinjau dari sudut arsitektur Candi Jabung sangat menarik, karena bagian tubuhnya berbentuk bulat (silinder) yang berdiri diatas bagian kaki candi yang bertingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan bagian atapnya berbentuk stupa. Uraian singkat bagian demi bagian sebagai berikut :

1. Bagian Soubasement

Bagian soubasement Candi Jabung berukuran 13,11 m, lebar 9,8 m. Diatas bagian soubasement / dasar candi terdapat selasar keliling yang sempit dan terdapat beberapa panil relief yang belum diketahui secara pasti jalan ceritanya. Pada relief tersebut menggambarkan kehidupan sehari-hari, antara lain :

(a). Seorang pertapa memakai surban berhadapan dengan muridnya, (b). Dua orang lelaki yang sedang berada dekat sumur, salah seorang sedang memegang tali rimba, (c). Diantara panil-panil tersebut terdapat bidang panil yang berbentuk bulan menonjol semacam medalion. Sayang sekali relief yang terdapat dalam medalion tersebut sudah aus, sehingga sulit untuk diketahui, (d). Terdapat pula relief / pahatan singa yang sedang berhadapan muka dengan singa yang lain dan ekornya masing-masing melengkung keatas menyerupai sulur daun. Disamping saling berhadapan singa tersebut juga saling bertolak belakang.

2. Bagian Kaki Candi

Pada dasarnya bentuk fondasinya segi empat, hanya di bagian barat atau sisi depan terdapat bagian yang menjorok ke luar sebagian fondasi atau bagian konstruksi yang mendukung tangga naik. Keadaan sebelum dipugar di sisi sebelah timur atau belakang terdapat lubang akibat tangan jahil manusia untuk mencari harta karun yang diperkirakan disimpan di bagian tengah bawah candi.

Dari lubang tersebut kita dapat mengetahui bahwa di bagian bawah tengah Candi Jabung terdapat sebuah bilik berbentuk segi empat dengan ukuran 130 x 130 cm tanpa terdapat pintu untuk memasukinya. Selama pemugaran berlangsung lubang sisi timur telah ditutup kembali sesuai dengan keadaan semula.

Bagian kaki Candi dibagi menjadi 2 (dua) kaki candi, dengan keadaan sebagai berikut :

a. Bagian kaki candi tingkat pertama.Bagian kaki candi pertama dimulai dari lis di atas fondasi berbentuk agief dengan hiasan daun padma, kemudian lis datar dengan ketinggian lebih kurang 60 cm. Diatas lis-lis tersebut terdapat bidang panil yang terdiri dari 36 lapis batu merah atau setinggi 2 m. Pada bidang panil dipahatkan motif medalion, bidang tegak dan ornamen daun-daunan yang kesemuanya sudah tidak begitu jelas karena aus. Pada bidang tegaknya umumnya dipahatkan lukisan manusia, binatang dan pohon-pohonan.

b. Bagian candi tingkat kedua
Bagian kaki candi tingkat kedua bentuknya hampir sama dengan bagian kaki tingkat pertama, yakni dimulai hiasan daun padma dan lis datar. Di beberapa bagian terdapat bidang vertical selebar 50 cm berisi ukuran kala dan ornamen daun-daunan.

3. Bagian Tubuh Candi

Sebelum sampai ke bagian tubuh candi masih terdapat bagian yang dinamakan bagian duduk tubuh. Bagian duduk tubuh dimulai setelah bagian kaki candi tingkat kedua. Pada bagian tubuh mulai tampak peralihan bentuk dari bagian kaki candi yang persegi menuju kebagian tubuh candi yang bulat (silinder). Pada penampilan ketiga sisinya (utara, timur dan selatan) masih tampak jelas bentuk persegi, tetapi pada bagian sudut-sudutnya sudah berbentuk bulat. Pada bagian bulat di tengah-tengahnya dipahatkan ragam hias kala dan sulur gelang di kanan-kirinya, tetapi bentuk kala dari ketiga sudut tersebut bentuknya berbeda-beda, demikian juga halnya ragam hias sulur bervariasi. Pada bagian penampil yang menjorok keluar terdapat bidang-bidang panil berbentuk mendatar dan tegak. Bidang panil tegak terdapat pada sudut-sudut dan tengah, sedangkan bidang panil mendatar terletak diantara bidang panil tegak. Pada panil-panil di bagian duduk tubuh terdapat relief manusia, rumah dan pohon-pohonan. Sebagian relief sudah tidak karena aus.

Setelah bagian duduk tubuh candi kemudian diteruskan dengan bagian tubuh candi yang berbentuk bulat (silinder). Sampai sekarang bagian tubuh candi masih kelihatan kuat / cukup stabil dan dihiasi relief dan ukiran yang sangat indah serta halus pahatannya. Di tengah-tengah bagian tubuh candi terdapat ban melingkar seperti ikat pinggang selebar 14 lapis batu merah. Pada tiap-tiap penampil sisi utara, timur dan selatan terdapat bagian yang menjorok keluar berbetuk pintu semu. Diatas pintu semu dipahatkan bentuk kala yang diukir secara halus dan meriah. Dibagian bawah dari ambang pintu berbentuk segi empat lebih menonjol keluar yang ditengahnya dipahatkan kepala naga dan bila dirangkaikan disebut “kala naga”.

Pada penampilan sisi barat lebih menonjol bilamana dibandingkan dengan penampil sisi-sisi lainnya. Hal ini dikarenakan oleh adanya tangga naik / masuk menuju ke bilik candi yang dihubungkan dengan pintu masuk. Pada kaki ambang pintu terdapat dua lis yang terletak disebelah kanan dan kiri. Maka bagian atas bingkai pintu masuk terdapat balok batu kali berwarna hitam dengan hiasan pahatn motif aroset yang ditengah-tengahnya dipahatkan tulisan angka tahun Caka 1354 atau tahun 1354 Masehi. Angka tahun ini dapat dipakai sebagai bukti masa pembangunan Candi Jabung. Diatas batu kali tersebut dahulunya terdapat bentuk kala seperti terdapat pada penampilan sisi-sisi yang lain, namun sekarang sudah tidak dapat dilihat karena rusak dimakan jaman.

Pada bagian tengah tubuh candi, melalui pintu tersebut dapat melihat bilik candi. Bilik candi berukuran 2,60 x 2,58 meter dan tingginya 5,52 meter yang dibagian atasnya terdapat batu penutup cungkup yang berukir. Di dalam bilik candi terdapat altar yang menempel pada dinding sebelah utara, timur dan selatan. Pada dinding sebelah timur terdapat tanda kerusakan, sehingga hal ini memberikan petunjuk kemungkinan semula di tempat itu diletakkan arca pemujaan.

4. Bagian Atap Candi

Sebagian dari bagian atap candi sudah hilang. Dari sisa-sisa bagian atap candi kemungkinan besar puncaknya berbentuk stupa. Sekarang yang dapat kita lihat beberapa tingkat bingkai saja, terdiri dari lis-lis datar dan deretan bingkai-bingkai tegak, bertingkat-tingkat. Bagaimana bentuk dan beberapa tingginya atap belum diketahui, karena sebagian besar dan stupa atau puncak candi sudah hilang.

Disamping candi induk, masih terdapat sebuah candi yang disebut Candi Menara Sudut (Candi Sudut), karena memang letaknya disudut bagian pagar. Candi Menara Sudut terbuat dari batu merah sejenis dengan bahan yang dipakai pada Candi Induk. Bangunan candi menara sudut berukuran tiap-tiap sisi 2,55 meter dan ketinggian sekitar 6 meter. Pada sisi dinding timur dan utara terdapat bekas susunan tembok membujur ke timur dan ke utara, sedangkan di sisi barat dan selatan tidak terdapat tanda-tanda bekas tembok (polos, asli). Dengan data tersebut kemungkinan dahulu dikelilingi oleh pagar tembok dan candi menara sudut tersebut merupakan bangunan sudut pagar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar